Susahnya Berkenalan dengan Diri Sendiri

Berkenalan dengan diri sendiri adalah hal yang paling susah. Terkesan mudah, namun sekali lagi, luar biasa susah. Contoh sederhana misalnya, ketika melakukan wawancara untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. Dari beberapa wawancara pekerjaan yang pernah kulakukan, selalu atau pasti ada pertanyaan seperti ini “coba ceritakan tentang diri anda!”, “apa kelebihan dan kekuranganmu?”, “pengalaman apa yang menarik dalam hidupmu?”, “apa yang paling kamu senangi?”, dll. Ketika pertanyaan ini terlontar, aku tidak pernah bisa menjawab. Tidak tahu harus menjawab apa. Blank.

Kemudian, karena tidak mau menyerah, aku membeli dan membaca beberapa buku-buku tentang teknik-teknik wawancara, dan beberapa artikel-artikel tentang tips-tips wawancara. Dari semua buku itu, jawabannya sangat normatif, misalnya dalam artikel/buku tersebut menyatakan seperti ini: “untuk menjawab pertanyaan tentang diri anda, anda bisa menjawab: Saya orang suka telat waktu dan sering lupa pada agenda-agenda, namun saat ini saya sudah memperbaikinya dengan menggunakan catatan-catatan kecil yang selalu saya bawa sehingga saya tidak pernah lupa lagi dengan agenda dan janji saya”. Halah… jawaban yang memaksa. Aku gak akan menjelaskan kenapa jawaban ini harus dilontarkan. Gak penting lah. Namun ada satu hal yang sangat mengganggu, kenapa pertanyaan tentang diri sendiri adalah hal susah kujawab.

Kali ini, aku sedang membuat pertemuan para editor jurnalis warga dari berbagai wilayah di Indonesia, dari Indonesia bagian barat sampai timur. Berbagai suku dan daerah lah. Di pertemuan ini, entah bagaimana prosesnya, tiba-tiba saja aku dan temen-temen merancang pertemuan dengan metode outbond. Para peserta diajak untuk camping dan di hari terakhir diajak untuk melakukan berbagai permainan sepanjang sungai kuning sampai Tuk Wedok (mata air perempuang). Nah pada pertemuan ini, kami mengundang saudara Idaman, seorang board dari Insitute Global Justice (IGJ). Ketika aku bercerita tentang desain dan alur pertemuan editor ini kepada saudara Idaman dan cerita-cerita tentang outbond, kemudian dia langsung menimpali bahwa harus ada inbond dong. Hah.. apa itu inbond? Baru kali ini kudengar. Mungkin ini cara alam semesta untuk menjawab pertanyaanku tentang bagaimana cara mengenal diri sendiri.

Inbond adalah kebalikan dari Outbond (kalo mau tau lebih lanjut, silakan googling aja ya). Dalam inbond, semua orang untuk lebih melakukan ekplorasi ke dalam dirinya sendiri. Inbond adalah salah satu metode untuk lebih mengenal diri sendiri. Sebaliknya, outbond yang dikemas dalam berbagai permainan, kita diajak untuk “menaklukan” sesuatu yang ada di luar diri kita, misalnya terjun ke sungai, melewati tebing-tebing, dll, walaupun semuanya dalam simulasi.

Seperti yang kualami dalam proses wawancara yang kuceritakan di atas, dalam Inbond ternyata aku mengalami kesulitan serupa. Siapa diriku sebenarnya ya? Sangat mudah untuk mengetahui karakter orang lain, kita cuma butuh butuh liat orangnya, gerak-geriknya, liat tulisannya, atau yang lainnya, kemudian mudah saja kita tahu karakter orang tersebut. Pertanyaan-pertanyaan dalam inbond cukup sederhana, seperti apa hobimu, apa yang kamu senangi, apa hal menarik yang kamu temui hari ini, warna favorit, apa yang kamu inginkan, apa mimpimu, akan melakukan apa 2 tahun lagi, dan lain-lain. Semua pertanyaan ini adalah pertanyaan yang memaksa kita untuk melakukan komunikasi dengan diri kita sendiri.

Bisa saja kita menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Asal jawab saja, beres. Tapi apakah jawaban yang dilontarkan itu jujur? Setelah kupikir-pikir dalam memberikan jawaban, aku gak jujur. Bener ga sih, aku suka warna hijau dan biru. Benar gak sih, dalam perjalan tadi pagi aku menemukan sesuatu yang menarik, benar gak sih hobiku adalah basket dan membaca. dan yang lainnya. Aku ragu bahwa jawabanku adalah murni dari diriku sendiri. Aku sangat kagum dengan orang-orang yang tahu tentang apa yang diinginkan dan jujur pada dirinya sendiri. Jujur pada orang lain, lebih mudah dilakukan dibanding jujur dengan diri sendiri. Saat ini, aku sedang mencoba jujur pada diri sendiri dan berkenalan dengan diri sendiri setiap hari. Dari orang yang kutahu ini, jujur pada diri sendiri akan membawa power luar biasa. Power yang belum pernah kulihat sendiri secara langsung. Luar biasa. *soal power ini off the record ya, gak enak ma orangnya kalo dipublish*.

6 thoughts on “Susahnya Berkenalan dengan Diri Sendiri

  1. bukan, bos. yang dimaksud power itu banyak banyak artinya. di samping itu ada banyak orang yang memiliki kelebihan jujur pada diri sendiri, sehingga bukan satu aktor. kamu salah.. 😀

Leave a comment